بسم الله الر حمن الر حيم
Makna Sebuah Pengorbanan
            Bermula dari pernikahan seorang raja yang bernama Tonjang Beru dan permaisurinya Dewi Seranting di pantai selatan Lombok-NTB. Buah dari pernikahan mereka adalah seorang putri  yang cantik jelita bak bidadari. Kecantikannya mampu menyihir siapa saja yang memandang. Auranya memancar mencerahkan seluruh penjuru dan membuat segala terlena. Namanya putri Mandalika. Putripun tak hanya berparas cantik, namun juga kaya hati, berhati malaikat alias hatinyapun cantik. Kecantikannya tersohor ke seluruh penjuru NTB dan membuat semua raja-raja jatuh cinta padanya dan merekapun berlomba-lomba untuk memenangkan hati sang putri. Hal itu membuat putri bingung dan tak bisa berbuat apa-apa. Kecantikannya di perebutkan, apabila dia memilih salah satu diantara mereka, maka akan terjadi perang antar suku. Lantas, apa yang akan sang putri lakukan? Tak mungkin dia menjatuhkan pilihan ke salah satu raja. Maka, sang putri mengundang seluruh raja beserta rakyatnya menuju pantai selatan lombok dan akan mengumumkan pilihannya. Sang putri memutuskan bahwa dirinya untuk semua rakyatnya. Tidak mungkin dia memilih salah satu raja yang akan mengakibatkan rakyatnya terpecah. Tak lama setelah menyerukan keputusannya, sang putri menceburkan dirinya ke laut. Dan kepercayaan rakyat Lombok hingga saat ini adalah sang putri menjelma menjadi nyale (cacing laut) yang bisa dinikmati oleh rakyatnya pada musim-musim tertentu.
***
            Yupz..., itu memang sebuah legenda atau salah satu cerita rakyat di daerah Lombok. Namun, tak ada salahnya untuk menganalisis dan mengambil makna tersirat dalam cerita tersebut. Sang putri yang berparas dan berhati cantik. Sang putri yang bijak dengan mengorbankan dirinya sendiri demi kemaslahatan rakyatnya dengan menceburkan dirinya ke laut sehingga tak ada perpecahan dan peperangan yang terjadi. Bunuh diri memang bukan suatu jalan keluar dalam setiap permasalahan, bahkan hukumnya haram dan menimbulkan masalah yang lebih pelik kemudian karena selain ruhnya tak diterima Allah SWT., jasadnyapun tak mau diterima tanah. Hanya sedikit menyingkap sesuatu yang tersirat dalam kisah itu, yakni pengorbanan.
            Terkadang kita sering melupakan sesuatu yang sepele dan acuh terhadap sesuatu. Padahal belum tentu yang kita anggap indah, bagus, menyenangkan, membahagiakan itu baik, atau sebaliknya, seringkali yang kita benci atau yang tidak kita sukai malah itu yang baik untuk kita. Contonya saja dalam kehidupan kita sehari-hari, kewajiban seorang muslim pada tuhannya yaitu sholat. Ketika Allah memanggil hambanya dengan seruan kasih-sayangnya, menyerukan kebesaranNya, seringkali yang keluar dari mulut kita malah helaan nafas lelah dan kesal seakan seruan itu adalah penghalang atau pengganggu kesibukan kita. Jelas pandangan seperti itu salah besar. Karena sesungguhnya kewajiban bagi seorang muslim salah satunya adalah menunaikan solat, apabila kita tidak menunaikannya maka Allah SWT. tidak rugi sama sekali. Malah yang rugi adalah diri kita sendiri. Sesungguhnya kita hanya makhlukNya yang lemah, hanya Allah tempat kita bergantung dan kitalah yang membutuhkanNya, bukan sebaliknya. Jadi apa iya kita harus bermalas-malasan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk bertemu dengan Tuhan kita Allah SWT. ? Tak ada salahnya mengorbankan waktu untuk menunaikan kewajiban kita sendiri dan kelak kita sendiri yang akan menuai hasilnya.
            Ketika kita menginginkan sesuatu yang lebih dalam hidup kita, lebih dalam arti cita-cita atau impian besar yang kita harapkan menjadi kenyataan, entah menjadi seorang yang sukses dalam bidang masing-masing atau lainnya, pengorbanan itulah hal yang harus kita lakukan. mengorbankan tenaga, fikiran, waktu luang, harta dan seabrek lainnya. Guna mencapai impian itu. Itu adalah sebuah kerja keras kita. Berusaha untuk memberikan yang terbaik, yang dampaknya tidak hanya di berikan untuk diri kita sendiri, tetapi untuk orang lain yang ada disekeliling kita juga. Maka kita akan menjadi orang yang bermanfaat. Dan sebaik-baik manusia diantara kamu adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.
            Berkorban, bekerja keras untuk menuju lebih baik. Temukan makna lebih luas dari berkorban. Tidak hanya memaknainya dengan sekilas dan terbatas sampai kalimat itu saja. Ketika berkorban itu kita temukan dalam konteks lain, kemudian kita memaknakannya sebagai mengalah, menyerah atau bahkan mundur dalam suatu permasalahan, lantas kita memfalidkan berkorban adalah suatu kelemahan, maka mencoba untuk merenungkannya kembali lalu melihatnya dari sisi pandang yang berbeda akan kita temukan banyak hal yang menjadikan anggapan itu luruh. Berkorban adalah suatu kemenangan. Berkorban bukanlah suatu kelemahan, melainkan suatu kekuatan yang kan membuat suatu keadaan lebih baik.
            Sang putri yang cantik jelita, rela mengorbankan dirinya untuk kemaslahatan rakyatnya. Imam al-Bukhari seorang perawi hadits  mengorbankan harta dan jiwa raganya hanya untuk memperoleh ridho Allah SWT., Nabi Yusuf rela di penjara hanya karena fitnah Zulaikha, bahkan Nabi kita Muhammad SAW. Berkorban banyak hal pada kita umatnya. Sungguh Rasulullah sangat mencintai kita sebagai umatnya, bahkan ketika nyawa beliau sudah akan diambil beliau masih mengingat umatnya dan menangisinya. Rasulullah seorang manusia sempurna yang tak mempunyai dosa, namun ketika sakaratul maut merasakan sakit luar biasa padahal malaikat pencabut nyawa telah melakukannya dengan sangat halus, sehingga beliaupun meminta kepada Allah untuk menanggung sebagian dari rasa sakit umatnya ketika sakaratul maut. Bagaimankah rasa sakitnya sakaratul maut itu apabila Rasulullah tak menanggung sebagian rasa sakit kita. Sungguh Rasulullah adalah sosok manusia mulia dari yang mulia.     
            Ya, pengorbanan bukanlah suatu kelemahan dan kekalahan. Melainkan kekuatan dan kemenangan menuju suatu yang lebih baik dan mulia.
            Allah SWT. Berfirman yang artinya :
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.” (QS. Al-Kautsar)
`Jazmina Shofiya`; Jum’at, 17 Februari 2012

serpihan serpihan melati dalam pena . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates