Warna-Warni Bersamamu, Hiksy…
Ini ungkapan yang
seringkali aku ungkapkan, bahwa kenangan itu selalu datang tak beraturan. Tak
peduli dalam waktu dan dalam keadaan apapun. Yang membawa perasaan
bermacam-macam dalam hati. Entah sayang, kangen , rindu, sedih, haru atau rasa
apapun milik hati-hati manusia. Wajahpun terkadang melukis kenangan dalam
bentuk raut bermacam-macam sebagaimana
kenangan berinterpretasi pada rasa.
Saat ini, kenangan
telah membentuk rasa rindu dalam hatiku, bahwa wajah-wajah teduh, wajah-wajah
ikhlas, dan wajah-wajah kesabaran menari-nari dalam memoriku. Momen-momen
kebersamaan tumpang tindih silih berganti. Ada senyuman dan tawa riang, ada
senyum kebijaksanaan, dan terkadang ada tangis-tangis haru, kesedihan dan
kebahagiaan dalam kebersamaan.
Ini tentang kebersamaan di pondokku tercinta---Pondok Pesantren
Hikmatusysyarief Nahdlatul Wahton Salut--- yang diasuh oleh Tuan Guru Haji
Muhammad Zahid Syarief. Kebersamaan bersama ustadz-ustadzah tercinta, sahabat-sahabat
tersayang. Kebersamaan dalam kesederhanaan hidup namun menentramkan hati yang
tak pernah akan terlupakan. Aku tengah merindukan kalian.
Aku selalu ingat
saat langkah-langkah kecil kita berbondong-bondong menuju masjid untuk solat
berjama’ah lima waktu. Yang kadang-kadang saling kejar-kejaran dengan imam,
karena siapapun yang masbuk akan kena iqob saat baris malam nanti. Saat perjalanan solat subuh dengan tubuh sempoyongan karena ngantuk, atau saat duduk sambil
ngangguk-ngangguk (baca: Klier-klier nahan kantuk) ba’da solat subuh, sebab wiridnya
kepanjangan. (Hahaha :D)
aku juga ingat saat dimana hebohnya jika ada salah satu teman membawa makanan, lalu kita dengan gesit
menggerogotinya. Maka, dengan sekejap saja, makanan itu akan ludes. J di sanalah pelajaran tentang kebersamaan itu aku peroleh dan akan selalu terpatri di hati ini. Bahkan hingga nanti,
ia tak pernah hilang.
Kehidupan yang tak
pernah luput dari kebersamaan itu mengajarkanku banyak hal. Salah satunya, belajar
untuk saling mengerti dan memahami satu sama lain, walaupun untuk mengerti makna
semua itu, aku membutuhkan waktu yang lama. Aku memang lambat untuk memahami
semua ini. Saat aku tak lagi menjalani hidup dalam naungan Hiksy tercinta.
Tapi, aku tak menyesal, karena untuk memahami segala, memang harus melwati
proses.
Bertemu dengan
banyak teman dan mengenal kalian satu sama lain. Bertemu dengan para mujahid
yang tak pernah mengenal lelah. Bertemu dengan mereka yang berhati lapang yang
selalu menghadirkan kesejukan dan ketentraman dalam tali kasih sayang yang tak
pernah putus.
Aku menjumpai wajah-wajah yang berbeda, aku mengenal
karakter-karakter yang berbeda pula. Kita hidup dalam satu asuhan, menjadi
saksi atas pertumbuhan bersama. Mengarungi segala peristiwa kehidupan yang
hampir selalu dilakukan bersama. Namun, ia tak menjadikan kita selalu
menggantungkan diri kepada orang lain. Mungkin, dalam satu titik waktu kita
akan merasa bosan dan seorang yang teramat menyedihkan karena fasilitas yang
serba terbatas, itu karena kita belum mengerti makna dari segala yang kita
jalani. Tapi sekarang, berbahagialah menjadi salah satu keluarga besar
Hikmatusysyarief, berbanggalah dalam asuhannya, karena kita adalah salah satu
orang yang beruntung, karena ada ketentraman hati yang tak ternilai, yang hanya
terasa jika kita benar-benar ikhlas menjalaninya. Dan tanpa kita sadari, ada
karakter dalam diri kita yang telah dibentuknya. Tentu saja karakter yang baik,
karakter yng bermoral yang tak hanya mengedepankan individual dan keegoisan.
Ada nilai humanis yang membuat kita tak lupa bahwa kita akan selalu butuh orang
lain sebagaimana orang lain juga membutuhkan kita.
Ingatkah ketika
kita duduk takzim bersama ba’da solat subuh berjama’ah untuk mendengarkan
nasehat-nasehat dan meraih cahaya-cahaya ilmu dari guru besar kita, Tuan Guru
Haji Muhammad Zahid Syarif?---Semoga Alloh senantiasa memberikan kesehatan dan
keberkahan kepada Beliau, Aamiin---, atau ketika belajar bersama
ustadz-ustadzah di kelas? Ustadz-ustadzah pendidik ruh yang luar biasa
menakjubkan. Walau terkadang malas dan kantuk melanda, tapi mengingat itu semua
hati ini terasa damai. Betapa, tentramnya ketika bisa berada dekat dengan
orang-orang yang dekat dengan Alloh.
Terkadang, kita
sering sekali membuat kekacauan-kekacauan kecil yang membuat mereka marah dan
sebal, hingga hukuman melanda kita. Ah…ya, ada banyak moment-moment yang
berkelebat-kelebat memenuhi otakku, dan aku bingung bagaimana harus
mengeluarkannya dengan pena hingga ia membenuk tulisan yang bisa terbaca?!
Sejatinya, aku tengah merindukan kebersamaan dalam naungan Hiksy tercinta kita,
sahabat…,-
Harapku, apapun
yang kita peroleh akan bermanfaat dan berkah serta dalam Ridho Allah SWT.
Sebab, kita bukanlah termasuk orang-orang yang mendapat hidayah jika dengan
ilmu yang kita peroleh tak menjadikan kita dekat dengan Allah SWT.
Perjalanan kita masih panjang, sahabat… tatalah niat kita dengan
baik sebagaimana petuah yang seringkali di ulang-ulangi guru besar kita. Katakan pada diri sendiri, bahwa kita tak akan
menghentikan langkah kecil kita unuk meraih keridhonNya. Membuat para pendidik
ruh kita tersenyum bangga. Langkah kecil namun dalam usaha terbaik kita, akan
mengahantarkan kita kepada cahaya yang tak pernah padam.
dan dengarlah,Jazmina Shofiya...
“Bahwa kesederhanaan dan keterbatasan, tak selalu menawarkan
keterpurukan dan kesedihan yang mendalam, melainkan dengan berjuang
mengarunginyalah kita bisa menemukan kebahagiaan sejati dalam hidup kita.”