Kakek
ku
awali tulisan ini dengan mempersembahkan al-Fatihah kepada Dia yang tercinta.
Dia yang telah tenang dalam peristirahatan terakhir. Semoga senantiasa
dilapangkan kuburnya, menempati tempat yang istimewa disisiNya. Semoga Alloh
senantiasa menerima amal ibadahnya dan mengampuni segala dosanya,,,
Aaamiiin_al-Fatihah
بسم الله الرّحمن الرّحيم. الحمدلله ربّ العالمين. الرّحمن
الرّحيم. مالك يوم الدّين. ايّاك نعبد و إيّاك نستعين. اهدنا الصّراط المستقيم. صراط
الّذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضّآالّين
,
tiba-tiba
saja aku tengah berlari. berlari dengan pijakan yang anggun, seolah-olah
mengikuti irama. entahlah irama itu tak terdengar. merentas perlahan namun tak
melelahkan. aku tengah mencari-cari sesuatu, sesuatu yang aku sendiri tak
mengerti apakah itu. serasa kaki bergerak sendiri, otakku tak mengintruksinya
seingatku, tapi sadaraku tengah mencari sesuatu.
ah,
digedung kokoh yang amat sederhana itu. di gedung yang bercat putih namun
terlihat pucat, bangunannya seperti sekarang. sederhana namun nyaman dan indah,
bertingkat dua dengan berbagai hiasan kaligrafi Arab, bedanya hanya catnya.
catnya sekarang hijau muda. warna kesukaanku. warna yang menyejukkan,
warna Syurga, warna gaun para wanita-wanita solehah kelak di Syurga.gedung
tempatku menuntut ilmu yang sederhana, tempat menghimpun cahaya-cahaya yang kan
jadi lentera terindah nan termulia. ya, madrasah Ibtida'iyah. tempat berbagai
kenangan masa kecil yang menggemaskan. tempat merajut mimpi-mimpi masa depan.
aku
masih berlari. langkahku kecil-kecil. dalam raut wajahku, aku tersenyum ada
buncah kebahagiaan dan kerinduan. dan sekali lagi aku tak tau apa penyebabnya.
"hai,
Fiy... mau kemana?" sesorang menyapaku. aku menoleh, namun aku tak
mengenali wajahnya.
"Ya..."
jawabku sekenanya dengan melempar senyum. dia tak bertanya lagi, mungkin dia
mengerti aku tengah mencari-cari sesuatu karena derap-derap kakiku tak kunjung
berhenti sejenak menimpali pertanyaannya. aku sekarang berlari menuju suatu
ruangan_kalau tidak salah, itu adalah kantor guru_ tapi, ketika melihat
beberapa tua yang sedang duduk dan bercengkrama_mereka berjubah putih-putih dan
bersurban, mungkin mereka para guru-guru dan tuan guru (kyai),fikirku_aku
urung, langkahku terhenti. berfikir sejenak apa tak apa-apa aku melewati
mereka, apa aku tak malu, sopankah?! ahh...tapi kenapa kaki seslalu
ingin memasuki ruangan itu?!
maka,
perlahan kaki itu bergerak, melangkah cepat-cepat mendekati pintu ruangan. aku
melihat bapakku, maka aku menyapanya "bapak..." seruku riang. hehehe
hanya sekedar sapaan untuk menutupi kecanggunganku melewati mereka yang
berbincang. sosok laki-laki berjubah putih dan bersorban menunduk mempersilahkanku
masuk, kebetulan dia berada di dekat pintu itu. akupun berbagi senyum manis
untuknya sambil menunduk takzim.
raungan
itu sepi, ada bangku-bangku yang tak terpakai disana. aku makin penasaran. dimana?
apakah yang telah menggerakkan kakiku hingga ke ruangan ini? apa yang tengah
aku cari?. merunduk, menoleh kesana kemari.
dan...itu...
dia...,
seseorang yang kurindukan selama ini_ seseorang yang tak pernah menampakkan
wajah yang mengerikan, seseorang yang tak pernah marah. dia yang lembut
hatinya, dia yang berwajah menyenangkan dengan selalu mengukir senyum ketulusan
pada siapa saja, hingga membuat orang lain tak pernah merasa canggung, dia yang
selalu bersahabat dan berbuat baik pada siapa saja_dia terduduk sendiri,
pakaiannya putih dan berkopiah putih. tepekur menunduk. namun, kenapa pandangan
matanya terlihat kosong dan redup, seolah memikirkan sesuatu ?
Allah...desisku
ini
yang kurindukan selama ini, dia yang telah pergi 7 tahun lalu.
"Kakek...?!"
ujarku patah-patah. dan ia... seketika menoleh.
ketika
melihatku, senyum di wajahnya mengembang, pandangan matanya yang redup seketika
bercahaya. kakek memang selalu begitu, tak pernah menampakkan raut muka yang
tak enak, selalu menyenangkan dan menyejukkan.
"cucuku..."
sambutnya riang.
aku
memandang lamat-lamat wajah itu..., "kakek kenapa...?"
"ah,
tak apa cucuku..., tak apa... :D"
tapi
rasaku mengatakan seolah ada sesuatu. mataku masih memandangnya lekat-lekat
seolah dengan memandangnya aku akan menemukan sesuatu itu. namun yang ku
temukan buncah keharuan dan kerinduan. perlahan aku mendengar hatiku berbisik
perlahan, teramat halus..., benar-benar dari hatiku yang terdalam, aku
mendengar bisik-bisik itu, "taukah kakek aku selalu merindukanmu. aku
teramat merindukanmu...."
tiba-tiba
saja, aku merasakan ada sesuatu yang mengalir di pipiku, dan ku dapati diriku
berada di atas kasur busa ruang kamar tidurku.
,
kakek,
aku merindukanmu..., maaf jika selama ini tak pernah mengirimimu
fatihah-fatihah,,,
dan
kakek adalah seorang yang penuh kasih sayang, sosok yang lembut hatinya dan
selalu berwajah menyenangkan :)
kami
merindukanmu,,,-
`Jazmina Shofiya'