pagi yang indah dengan  senandung takbir mengalun bersahut-sahutan...
bumi bertasbih, bertakbir memuji kebesaranNya,,,-
dalam situasi indah kenapa selalu ada haru? menyeruak begitu saja.
bukankah ini hari kemenangan !
,
ya..., banyak hal yang menjadikannya haru. mungkin karena buncah kebahagiaan yang teramat dalam dan dahsyat, mungkin dengan suasana yang terasa asing karena tak bersama dengan orang-orang yang di cintai, atau mungkin dengan mengingat laku diri yang sering keliru memerankan lakon drama kehidupan. atau banyak hal lainnya yang tak mampu terurai. kadang, hati dan perasaan tak bisa di devinisikan dengan kata-kata. ia hanya bisa dirasa, entah bagaimana menjelaskannya.
ketika ini adalah buncah kebahagiaan yang di rasa karena kerinduan yang teramat dalam, air mata itu mengalir. bulirnya merembes menyusuri pipi bagai anak sungai. ternyata. ya ternyata segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita dengan hari istimewa ini .
ia mengharukan karena tidak bersama merayakannya dengan orang-orang yang dicintai. namun karenanya kita akan menyadari bahwa kebersamaan itu taramat berarti. benar manusia itu teramat lemah, benar ia terlampau rapuh, benar ia tak mampu hidup sendiri. ia senantiasa membutuhkan orang lain. membutuhkan kasih sayang dan cinta. merindukan tawa dan canda dalam kebersamaan, merindukan senyum-senyum menyejukkan dari mereka_orang-orang dicintai. tapi ia adalah proses, proses yang menjadikan kita InsyaAllah bersikap dewasa, tentu saja dengan selalu berfikir positif. menjadikan kita bijak menyikapi hidup dan senantiasa bersyukur akan segala nikmatnya entah sekecil dan sepele dalam pandangan kita. menyadari, betapa ketika kebersamaan itu beada di tengah-tengah kita, kita hanya menyepelekannya dan bersikap acuh. ternyata, Ia adalah kenikmatan rasa dalam setiap diri, ia adalah kenikmatan yang teramat berarti.
mengingat laku diri yang senantiasa keliru, disadari atau tidak. betapa banyak hati itu ternodai oleh bintik-bintik hitam, menggores luka pada hati mereka, orang tua,saudara, keluarga, guru-guru, sahabat, teman..._kekhilafan yang tak pernah luput. bahkan kekhilafan menzolimi diri sendiri. menganggap laku diri benar, tapi ternyata ia melukai hati orang lain. aku bukanlah manusia sempurna, begitu juga kalian. kita hanya manusia biasa yang tak pernah luput dari khilaf dan dosa.dan kesalahan terbesarku adalah pada kalian yang teramat dekat mengenalku, pada kalian ysng mengenalku. "maaf, maafkan aku..."
tentang pengorbanan...
hal apa yang telah kita kurbankan?!
bahkan untuk menjalankan kewajiban sehari-hari dalam setiap lima waktu seringkali terasa berat. sibuk dengan keasyikan masing-masing, membuat enggan bersamaNya, padahal Allah-lah yang senantiasa menemani, setia mendengarkan keluh kesah, dan tak pernah menyia-nyiakan kita sedikitpun. Ia selalu ada ketika kita tak selalu ada untukNya. 
'
betapa, betapa nestapa diri jika Ia tak ada....
Maka, Allah..., terimakasih atas segala nikmatMu, kehendakMu selalu baik dan benar. karena Engkau Maha tau apa yang terbaik untuk kita. kau Maha tau diri kita melebihi diri kita sendiri.
semoga bulir-bulir yang mengalir menjadi penggugur dosa...
maaf atas segala khilaf...-
Wallahu a'lam

`Jazmina Shofiya`

Jum'at, 26 Oktober 2012
10 Dzulhijjah 1434 H

serpihan serpihan melati dalam pena . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates