~ Sweet Moment ~ With Iwan Setyawan
~ Sweet Moment
~
Hari-hari yang sedikit terasa melelahkan belakangan ini, tapi aku
yakin ini adalah bagian dari hidupku yang harus di perjuangkan. Ini pilihanku,
dan aku harus mempertanggung jawabkannya, walau jujur saja, semua ini tak
mudah. Sama sekali tak mudah.
Memang tak ada alasan sedikitpun untuk memungkiri atau kufur
terhadap nikmatNya. nikmatNya yang melampaui segalanya, enatah itu kebahagiaan,
kesedihan, pengorbanan, penderitaan, kesakitan, semua itu ada hikmahnya.
Rahasia dan rencanaNya terlalu indah untuk kita, hamba-hambaNya. Tapi terkadang
kita terlalu terburu-buru memfonis segalanya, hingga membuat kita terjatuh.
Akupun tak jarang seperti itu, belum sepenuhnya bisa memaknai rahasia di balik
hidup dan kehidupan. Maka aku ingin belajar, belajar bersyukur kepadaNya.
Seperti yang ku katakan tadi, bahwa ini hari-hari yang melelahkan,
banyak hal yang harus di perjuangkan untuk mendapati kehidupan yang lebih baik.
Aku ingin belajar memaknai hidup ini, aku ingin belajar bersyukur kepadaNya.
Aku tak ingin terkukngkung dalam kegelapan dan tersesat dalam kehidupan. Karena
hidup ini hanya sekali saja, dan disinalah kita mempersiapkan diri untuk
pertemuan istimewa kepada Rabb kita.
Ketika hati ini terasa letih dan mulai rapuh untuk berjuang, Allah
SWT., dengan cinta dan kasih sayangNya, Selalu mengirimkan orang-orang yang
bisa menguatkan hati ini. Seperti kemarin (Sabtu, 30 Maret 2013), saat
pertemuanku dengan seorang penulis novel 9 Summers 10 Autumns, Iwan
Setyawan yang sangat menginspirasi. Dengan perantaraanya, Allah banyak
mengirimkan cinta dan kasih sayangnya untuk terus dan terus berjuang, terus dan
terus berusaha, jangan pernah letih untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik, walau harus mengorbankan hal yang teramat kita cintai. Karena aku, kamu, kita,
mereka, adalah hambaNya, tugas yang diberikan kepada kita adalah beribadah
hanya kepadaNya, dan kesempatan ini tak akan datang dua kali, tiga kali,
apalagi lebih dari itu. Hanya sekali ini saja. Hidup ini, hanya sekali ini
saja. Waktu yang berlalu enggak akan pernah bisa kembali lagi.
Tanamlah kebaikan sebanyak-banyaknya, karena apa yang kita tanam
sekarang, suatu saat nanti__tidak sekarang, tidak hari ini, mungkin lima ahun
atau sepuluh tahun lagi__ akan kita tuai hasilnya. Tentunya, hasilnya juga berupa
kebaikan. Tidak hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga untuk orang lain.
Maka, yang harus kita lakukan adalah kerja keras, walaupun hati dan raga ini
termat lelah untuk memendam rasa, hati dan raga ini terlalu letih, mata ini
menangis berkali-kali. Tapi, ini jihad
kita, perjuangan untuk lebih baik. Karena, manisnya hidup ditentukan oleh
seberapa besar perjuangan kita terhadap hidup kita. Seberapa mampu kita melawan
diri kita sendiri___hawa nafsu___ yang merupakan musuh manusia ssungguhnya. Dan
perjuangan itu akan terasa indah ketika dilalui dengan sepenuh hati.
Ya, kesalahan itu selalu ada, karena kita hanya manusia biasa yang
enggak akan luput dari salah dan dosa. Bukankah Allah SWT. Maha memaafkan
terhadap kesalahan hamba-hambaNya?! Ribuan kali kita berdosa dan bertaubat,
maka begitu juga maafNya__ bahkan lebih__untuk kita. Kesalahan itu akan
menjadikan kita kuat. Masa lalu yang pahit itu, tidak untuk dilupakan, tapi
untuk di mengerti dan di perbaiki. Ia sebagai cermin untuk melihat diri, sehingga
kita tak lagi jatuh ke jurang yang sama. Ia harus di mengerti untuk diketahui
“kenapa” hingga perlahan kita bisa memperbaikinya. Semua orang punya masa kelam
yang tak ingin diulanginya.
Dan ketika jalan yang harus dilalui untuk mendapatkan kehidupan yang
lebih baik adalah mengorbankan perasaan cinta dan kerinduan, maka bersabarlah… ,
semua akan baik-baik saja.
Ya, bersabarlah…,
Karena rasa cinta itu, akan semakin jernih ketika kita berpisah,
kerinduan itupun akan semakin kuat.
Terimakasih Ya,
Allah…, terimakasih untuk pertemuan sesaat yang teramat berharga ini. Dengan perantaraan
om Iwan Setyawan, Kau mengirimkan kekuatan beserta cinta dan kasih sayang itu.
Ya, Allah…, sampaikan maafku kepada yang tercinta dan terkasih,
kepada yang telah ku buat luka hatinya dan selalu ku tuntut banyak hal, juga
terlalu memaksakan kehendakku, “tak ada maksud lain, hanya ingin memperbaiki
diri. Aku selalu berharap dan berdo’a semoga harap ini kau dengar ya, Allah…,
semoga Kau berkenan mengamininya. Semoga Allah menjaga cinta kita untuk terus
ada dan tak terkikis oleh jarak dan waktu. Beri yang terbaik untuk kami, karena
Kau Maha mengetahui dan mengerti” Aaamiiin
`Jazmina
Shofiya`
Ahad,
31 Maret 2013
Al-fadholi.
04:22