Di ruang ini, aku termenung…
Perlahan…, diri menyusuri hidup dan kehidupan.
Suara dunia masih ku dengar,
Bahkan dia enggan meninggalkan keberadaanku.
Disini nafasku mulai tak teratur, bergetar nan sesak
Tenggorokan terasa sakit, tercekat oleh sesuatu yang tertahan.
Bibirkupun mulai bergerak, membisikkan sesuatu untukNya.
“Allah…, aku takut. Takuuuut sekali.”
‘Kau selalu mendengar dan memberi segala.’
‘Kau mengenalku, melebihi diriku’
Allah…
Ini aku, milikMu.
Bukannya aku tak mensyukuri atas segala nikmat-karuniaMu,
Bukannya aku menolak segala apa yang Kau beri.
Aku ini hanya sebagian kecil ummatMu di bumi. Apa dayaku tuk menolak segala nikmatMu?!
Aku ini makhlukMu yang tak mampu hidup tanpa kehendakMu.
Aku ini hambaMu yang tak perkasa di medan perang dalam hari-hari yang kulalui.
Aku bahkan bukan apa-apa ketika menyadari aku adalah organisme yang tumbuh dengan ribuan makhluk yang senantiasa taat mengabdi padamu. Dan aku tidak.
Mereka yang tak pernah menyimpang pada kehendakMu, bertasbih untukMu tak pernah luput. Dan itu bukan termasuk diriku.
DNA yang bersemayam dalam selMu, yang tak mampu terlihat oleh binar inipun, tak luput tuk mengabdi.
___dan aku, tak mampu hidup jika tak kau beri nikmat.
Jadi, bagaimana mungkin aku bisa menolak?!
,,,
aku hidup dengan segala kemurahanMu, tapi aku teramat takut dengan kekayaan dan kuasaMu padaku.
Aku takut menatap duniaMu dan menjelajah berlama-lama yang buatku lupa akanMu.
Aku takut, dengan binar-binar tulus dan persemabahan hati yang tak mampu terbalas.
Aku takut dengan indahnya kehendak yang salah ku maknai.
Tapi, aku juga teramat takut dengan kehidupan baru dimana aku menyendiri dalam gelap. Yang tak ada cahaya lampu, cahaya bulan bersinar di kala malam, yang tak ada sinar mentari menghangatkan.
Yang mungkin, aku tak lagi mendengar dunia.
Aku tak bisa merasakan lalu lalang manusia lainnya.
Aku tak lagi menikmati sinar bulan, mentari, gemerlap bintang bintang dalam malam dan semilir angin yang membelai.
Aku takut…
Takut akan kehendakMu yang indah sempurna yang salah ku maknai. Takut pula tuk bersayam sendiri yang tak lagi mendengar dunia.
Mohon perlindunganMu ya, Robb…
Jazmina Shofiya
Kamis, 28 Februari 2013
Malang, 15:08

serpihan serpihan melati dalam pena . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates