“Jangan menangis, jangan bersedih, ini hari kemenangan kita, tersenyumlah…”
“Jangan menangis, jangan bersedih, ini hari kemenangan kita,
tersenyumlah…”
Ingat setahun lalu ketika ada serpihan-serpihan hati yang tertulis
dalam untaian kata-kata “Mengapa Selalu Ada Haru?” _yang merekam dan bertutur
segala rasa dalam hati walau tak sesempurna
hati itu sendiri yang berbicara.
Ini
momen yang sama, sama-sama momen Iedul Adha. sama-sama momen yang tak di
rayakan bersama keluarga.
Hal
yang paling terasa mengharukan adalah ketika sayup-sayup sahut menyahut takbir
yang mulai berkumandang memuji kebesaranNya; Allahu Robbuna.
Angan-angan
mulai mengangkasa menyusuri file-file kasih dari mereka yang tersayang, dan
langit seolah berubah menjadi layar lebar, yang menampilkan satu-satu dari
wajah teduh nan menyejukkan itu. Senyum-senyum kesabaran, rasa bersalah karena
kesalahan-kesalahan yang membuat mereka kecewa dan terluka, kalimat-kalimat
penuh makna dari mulut manis mereka, terngiang-ngiang melagukan kerinduan, maka
bagai lesatan cahaya ia segera menguasai fikiran, menghipnotis hati dan perasaan.
Yang tertinggal hanya kerinduan yang menggebu-gebu dan rasa kangen yang
meluap-luap. Tak ada kata yang bisa terucap, bulir-bulir air mata yang mengalir
terasa belum cukup mewakili segala rasa, namun, apalah yang bisa dilakukan oleh
makhluk lemah ini…
Tidak..!
ini hari kemenangan. Maka tersenyumlah…
Ini
hari yang tak ada satupun orang boleh bersedih. Ini hari kebahagiaan !
Kekasih kami…, wahai Engkau ya
Rasulalloh…
Kau tak akan pernah membiarkan air
mata kami mengalir di hari ini. Kau tak akan tega membiarkan hati kami berbalut
kelabunya mendung. Kau tak ingin kami bermurung. Maka kau akan menghampiri kami,
lalu tanganmu yang lembut dan halus, menghapus air mata yang mengalir di
pipi-pipi kami. wajahmu bercahaya dan melukiskan senyuman lembut dan tulus
hingga membuat hati kami tersejukkan. Lalu kau berkata, “Jangan menangis,
jangan bersedih, ini hari kemenangan kita, tersenyumlah…” Kau terlalu
menyayangi kami, kau tak akan pernah membiarkan kami bersedih.
Benar,
tak seharusnya kami bersedih di hari kemenangan ini. Namun, benarlah bahwa hati
ini terbalut akan kerinduan yang dalam kepada mereka yang tersayang, maka
berdoalah…
Memelihara
kerinduan dalam do’a adalah perbuatan yang tepat untuk kita yang lemah.
Hari
ini, tersenyumlah…
Tak
ada yang perlu di sedihkan, karena kita tak sendiri, Allah dan RasulNya tak
akan pernah meninggalkan kita. Pandanglah sekeliling, maka ada wajah-wajah yang
selalu menemani. Kita tak sendiri. Kita tak menderita. Karena masih terlalu
banyak saudara kita yang lebih menderita, banyak sekali mereka yang tak
beruntung (doakanlah kebaikan-kebaikan bagi mereka). Segala puji bagi Alloh
karena kita masih bisa mendengar dan bertakbir dengan suka cita.
Dari jauh…
Yang ada hanyalah do’a, semoga Allah meridhoi…
Maafkan, segala khilaf yang tak pernah luput dari raga ini…
Wallahu
a’lam.