CartoonLand?!
“Welcome to cartoonland! Disini kau akan menemukan kehidupan abadi.
Tak ada kesakitan yang menyedihkan atau gundah gulana karena galau. tertawalah
sepuasnya dan selamat menikmati !”
sambut badut lucu itu ketika melihatku. Mataku terkesima menyaksikan keajaiban
yang terhampar. Sebatas mata memandang yang ada hanya keajaiban yang
menakjubkan. tawa-tawa riang, makanan-makanan nikmat, wajah-wajah lucu nan
menggemaskan, permainan-permainan yang tak membosankan, serta tak ada gambaran
kesedihan atau tangis.
Ya, benar! Hatiku
yang tadinya diliputi kegundahan dan kesedihan tergantikan oleh ketenangan yang
berlapang-lapang. Aku merasa ringan bagai kapas. Yang ada di benakku hanya
kesenangan dan kegembiraan. Tawa renyah tanpa beban menghiasi wajahku.
Benar-benar luar biasa! kau akan menemukan kehidupan abadi yang menawan. Jika
kau terjun dari ketinggian 20 meter tanpa menggunakan alat bantu apapun, tanpa
meminjam sayap-sayap burungpun kau tak akan mati dan berdarah-darah. Kau masih
bisa berdiri, masih mampu tertawa terbahak-bahak, masih mampu berlari, dan kau
tak akan pernah kapok karena itu bukan suatu yang menyeramkan melainkan hal
yang teramat menyenangkan. Tak ada kata hancur, yang ada hanya keabadian.
Dan, “hei ! aku seperti di syurga!”
***
Seandainya selalu
bisa menjelma menjadi tokoh-tokoh lucu nan menggemaskan dalam kartun, rasanya
ingin sekali menjadi bagian dari mereka. Mereka yang selalu melukiskan
keceriaan dan kebahagiaan yang sempurna. Tak ada rasa sakit dan perih, semua
terasa nikmat dan menyenangkan. Seolah-olah kata sakit, sedih, gundah, tangis
dan kematian tak ada dalam daftar kosa kata mereka. Mereka masih bisa berdiri
dan tertawa terbahak-bahak atau mereka bisa bergerak begitu cepat setelah
terjatuh atau terjun dari ketinggian gedung yang bertingkat-tingkat.
Namun, sayang,
angan-angan itu hanyalah tamanni, perandaian atau angan angan yang
sia-sia belaka. Karena hidup tak selalu menawarkan keceriaan dan kebahagiaan,
hidup tak selalu menampakkan kelapangan yang menenangkan hati, dan ia tak akan
menampakkan keajaibannya dalam sekejap kerdipan mata. Ia akan selalu menawarkan
kekontrasan dalam setiap yang ada. Sesuatu yang berpasangan, berdampingan. Dan
berpasangan tak selalu berupa keserasian melainkan kekontrasan. Dia tak
sempurna, tak abadi.
Ya, itu hanya
angan-angan yang sia-sia. Ini nyata, bukan imaji. Dan berbagai alur nyata ini
akan terus kita jalani selama Alloh SWT. Mengizinkan. alur yang tak pernah
salah walau di dalamnya ada episode-episode yang terkadang teramat berat untuk
kita lakoni. Yang di dalamnya selalu ada ujian-ujian yang akan sering membuat
kita menangis tersedu, gundah, bersedih hati dan terpuruk walau ada juga ujian
yang berbingkaikan keindahan yang mengancam. Maka ia tak benar-benar selalu
menawarkan kebahagiaan dan kesenangan, alurnya tak selalu mulus, ia seringkali
dipenuhi oleh kerikil-kerikil tajam. Namun, ketahuilah bahwa ketidaksempurnaan
itulah yang menjadikannya indah, kerikil-kerikil itulah yang kan mengentarkan
kita menemukan keajaiban-keajaibannya selama kita bersabar dan bertawakkal.
Karena keajaibannya tak pernah teraih tanpa kerja keras. Namun, hal yang sering
terjadi adalah kita sering tak bisa melihat bentuk keajaiban-keajaiban itu
karena kita tak mengerti, tak bersabar bahkan yang sering terlontar jika
kesulitan melanda adalah caci maki pedas terhadap ujian buruk yang menimpa,
hingga ia membuat kita lupa akan kasih sayang Alloh, membuat mata hati kita
buta bahwa seringkali kasih sayang Alloh datang dalam bentuk kesakitan,
kekecewaan, bahkan kehilangan. Kalau sudah begitu, kita tak akan pernah bisa
melihat keajaiban-keajaiaban dan kebahagiaan sejati.
Kalau saja selalu
bisa berlapang atas ujian-ujian yang ada, maka sesungguhnya hidup akan lebih indah
dari kehidupan imaji kartun. Bahwa sesungguhnya tak ada kenikmatan dan
kebahagiaan sejati tanpa bersusah-susah di awalanya. Dan ia kan menuntun kita meniti jalan menuju syurga yang
sebenar-benarnya.
“Dunia ini adalah negri kebenaran bagi yang membenarkannya. Negri
keselamatan bagi yang mengetahui tentangnya. Negri kekayaan bagi yang mengambil
bekal darinya. Tempat turunnya wahyu Allah. Tempat sholat para malaikat-Nya.
Masjid para Nabi-Nya. Dan tempat jual beli para wali-Nya. Mereka beruntung
dengan mendapatkan rahmat darinya dan di dalamnya mereka mengharapkan syurga.
(Ali bin Abi Tholib)