Apa yang Salah Pada Diri
Minggu, 31 Agustus 2014
“Kegelisahan dan kesedihan yang kita rasakan adalah akibat dari
kesalahan atau dosa-dosa yang telah kita lakukan.” Begitu untaian kata yang
pernah ku dengar. Kalau dipikir dan diingat-ingat, lalu merenungkannya,
ungkapan itu benar adanya. Kau tahu, ketika kita telah melakukan kesalahan,
maka nurani akan selalu menuntut untuk kembali pada kebenaran. Ada sesal yang
mendalam pada diri. Akibatnya, rasa gelisah dan sedihpun melanda. Ikuti saja
apa kata nurani, karena ia selalu mengajak untuk kembali bersimpuh pada Tuhan.
Suatu perbuatan yang membuat hati cenderung gelisah (berlawanan dengan nurani)
itu berpeluang untuk salah.
Tak jarang, diri
ini dilanda kegelisahan dan rasa sedih yang mendalam. Maka, rekaman jejak-jejak
kehidupan mulai berputar menampilkan satu per satu episode jejak diri. Walau
begitu, kesalahan-kesalahan yang sama seringkali terulang kembali. Tidak hanya
sekali, tapi berulang-ulang. Aku mengerti bahwa hal yang telah ku perbuat
adalah salah, tapi terkadang sulit sekali untuk menghentikannya. Sulit menahan
diri, menahan nafsu. Padahal, orang yang selalu terjajah oleh nafsu adalah
orang merugi. Benar, bahwa melawan nafsu dalam diri merupakan peperangan yang
sebenarnya. Aku takut jika keslahan-kesalahan itu telah menjadi kebiasaan dan
Allah mengeraskan hati ini, membutakan mata dan menulikan pendengaran ini dari
kebaikan-kebaikan. Air mata kering dan tak lagi bisa menangisi dosa-dosa
(Na’udzubillahi min dzalik). “Orang-orang yang menangis karena takut kepada
Allah SWT. Kelak akan ditempatkan di syurga bersama kekasih Allah—Manusia
teragung--Rasulullah SAW. “ (Durrotun Nasihin)
“Apa yang salah pada diri, hingga kesulitan meninggalkan laku diri
yang salah ?!”
“Sesungguhnya sholat bisa mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar.” (al-Qur’an)Ya, mungkin disitulah akarnya. Bukankah solat adalah
kewajiban yang diperintahkan Allah untuk Ummat Nabi Muhammad SAW. tiap lima
waktu sehari ?!
Kewajiban masing-masing individu yang sudah balig dan berakal.
Kewajiban yang harus dilakukan setiap hari. Mungkin saja kita masih melakukan
sekedarnya saja. yang penting sudah melakukannya, tapi tak dilakukan dengan
baik dan benar. Atau, kita terlampau sering melalaikan kewajiban itu.
mengulur-ulur waktunya dan bahkan sama sekali tak menunaikannya. (Allah…,
Ampuni segala dosa-dosa kami -_-)
Barangkali, disanalah letaknya. Solat yang kita lakukan belum
benar. Mungkin memang tak mampu khusyuk dan sempurna, tapi setidaknya ada usaha
untuk selalu belajar memperbaiki diri. Allah Maha mengetahui bentuk hati.
Bismillah…
Jazmina Shofiya
04:34