Pecinta al-Qur'an
Senin, 1 September 2014
Pelantun kalam Ilahi, bibir-bibir mereka senantiasa basah oleh
ayat-ayat suci teragung. Khidmat membaca satu demi satu huruf, menyibukkan
hari-hari mereka bersamanya hingga tak ada sedikitpun waktu yang terbuang
percuma. Berbahagialah mereka yang dianugerahi Allah kemampuan untuk dekat
dengan al-Qur’an, berbahagialah mereka yang senantiasa mencintai al-Qur’an dan
mengamalkannya. Itu merupakan anugerah teragung dan teramat mulia. Tak semua
mampu seperti itu. Sungguh, Maha Suci Allah SWT.
Ini tentang salah
satu seminar yang beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 27 Agustus hari Rabu
2014. Lokasinya di kampus dengan pembicara Ustadz Faris Jihadi,Lc. Pemilik motto
“Berusaha maksimal dan manfaat dengan sesama.” Acara seminar nasional ini
diadakan oleh mahasiswa yang tergabung dalam HTQ (Hai’ah Tahfidzul Qur’an)
yaitu para penghafal al-Qur’an yang ada dalam naungan UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang. Alhamdulillah, berkesempatan untuk ikut serta mengikuti acara tersebut
bersama dengan sahabat-sahabat seperjuangan. Anugerah agung karena dikumpulkan
oleh al-Qur’an.
Rasa iri menyergap, kawan…
Bagaimana tidak, mereka istimewa dengan anugerah mulia tersebut,
sedang diri ini tidak seperti mereka. Walau sungguh, masing-masing kita memiliki
keistimewaan dan potensi diri. Keinginan mulai menggebu-gebu, ingin menjadi
para pencinta dan penjaga al-Qur’an, ingin senantiasa melafadzkan kalam ilahi
di setiap helaan nafas layaknya mereka. (semoga Allah senantiasa memberikan
anugerah mulia tersebut pada kita, menaburi setiap hati kita dengan kecintaan
agung tersebut, Aaamiiin)
Selasa, 2 September 2014
Bagi mereka, ada kenikmatan dan kepuasan tersendiri ketika
tenggelam menyelami ayat demi ayat, atau huruf demi huruf al-Qur’an. Butuh kesabaran
untuk selalu istiqomah, keikhlasan serta ketekunan. Sempurna memasrahkan diri
kepada Allah (SubhanaAllah…). Mungkin tak selalu mudah, butuh proses panjang. Ada
berbagai rintangan dan ujian yang harus dilalui. Bukankah untuk bisa beralih ke
derajat yang lebih tinggi, ada ujiannya dahulu ?! untuk mengetahui seberapa
kuat iman bersemayam dalam diri, dan pantaskah diri kita mendapatkan derajat
yang lebih tinggi.
Begitulah kawan, betapa indahnya jika setiap pijakan kaki, helaan
nafas dan kerdipan mata di bumi cinta ini teriringi oleh kalam Ilahi yang mulia.
Sebelum menutup tulisan ini, ada tugas yang disampaikan oleh ustadz
Faris Jihadi,Lc. bagi seluruh kaum muslimin dan muslimat di manapun berada :
“Mengajarkan (ajarkanlah) al-Qur’an sebagaimana ia dibunyikan,
bukan sebagaimana ia dituliskan.” Mengajarkannya
dengan fasih sesuai dengan hukum-hukum bacaannya. Berkaitan dengan ilmu tajwid.
Karena, banyak orang yang mampu membaca al-Qur’an namun tak fasih atau tak
sesuai dengan hukum-hukum tajwid yang ada. Walaupun orang Arab sekalipun yang
menggunakan bahasa ibu mereka dengan bahasa Arab.
خَيْرُكُمْ مَنْ
تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik
kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (Sabda Rasulullah SAW.)
Jazmina Shofiya
04:16