Seperti Bintang
Aku masih
disini. Sendiri…
Dan kau mulai
mengukir senyum di wajahku. Aku ingin membentuk rasa dalam jejeran kata, walau
tak mampu terdeskripsi sempurna, walau tak jua ternarasikan dengan indah.
Semoga ia mampu mewakili diri ketika raga tak lagi dalam kebersamaan hingga
kapanpun.
Sahabatku yang baik,
Semoga Allah senantiasa menjagamu dimanapun engkau berada. Kau tahu
? senang sekali bisa mengenalmu. Berteman, bersahabat dan bahkan menjadi
saudara untukmu. Awalnya, sungguh terasa asing. Bergelut sendiri di dunia yang
sama sekali tak pernah ku jejaki sebelumnya. Semua serba baru. Menakutkan
karena tak seorangpun ku kenal. Serba bingung, apa yang mesti aku lakukan.
Bahkan menggerakkan kaki untuk mulai melangkah, aku tak kuasa. Semua harapan
seolah hilang, resah menggerogoti. Lunglai, lemas dan air mata mulai merembesi
pipi. Saat itulah…, tanganmu terulur.
Merangkulku, seolah berkata ‘jangan takut, kau tak sendiri, sahabatku…, kita
akan lalui perjalanan dan perjuangan ini bersama-sama.’
Benarlah, sejak
itu, betapa aku selalu mempercayaimu. Kita merajut persahabatan dengan kasih
sayang karena Allah. Kau akan selalu ada kapanpun dalam suka ataupun duka. Seperti
bintang.
Iya, seperti bintang. Karena bintang selalu ada bagaimanapun
situasinya. Walau seringkali cahayanya terkalahkan oleh matahari, walau
terkadang sinarnya tehalangi oleh awan gelap dan kabut, tapi sesungguhnya ia
selalu ada untuk memancarkan cahayanya tanpa pamrih.
Bersamamu, banyak kisah yang terajut. Puzzle
kehidupan yang terpencar, perlahan mulai tersusun rapi. Kita saling merangkul,
saling menguatkan ketika lemah menyergapi. Saling mengingatkan ketika sesuatu
ada yang terlupa. Pun saling membimbing. Kau tak akan pernah membiarkan
sahabatmu terpuruk atau tersesat.
Sahabat…
Aku butuh engkau dalam tiap jejak langkah hidupku. Karena tak
mungkin mengecap cinta terindah ini tanpamu. Terimakasih…
Terimakasih untuk setiap hati-hari indah yang terluangkan untukku.
untuk cinta dan kasih sayang. Untuk rangkulan hangat kasihmu. Untuk nyayian
kehidupan yang kau lagukan. Terimakasih untuk kebahagiaan, keceriaan, senyuman,
perlindungan yang kau tebarkan.
Sungguh maafkanlah
aku,
Ketika raga ini seringkali menyakiti hati-hati mu. Menodai hati
dengan tinta hitam milikku. Maafkan aku, telah membuat hati itu terluka.
Ingatkanlah selalu, ketika diri ini terlupa akan segala yang benar.
Harapku,
Tetaplah tersenyum, berbahagia, saling berbagi, saling merangkul
dan tetap menjadi sahabatku. Selamanya.
Sebab cinta dan kasih sayang yang ikhlas karena Allah akan abadi.
Jazmina Shofiya
11:56