Ahad, 12 Oktober 2014
            Seakan seabad rasanya, padahal hanya beberapa hari saja simbol-simbol ini menari dalam otak. Ya, terasa sangat lama. Mereka terlalu banyak tingkah karena merasa terpenjara. Bosan menari, mereka malah berlarian liar tak terkendali, sampai-sampai hampir membuat aku kehilangan senyuman pada wajah. Aku tahu mereka lelah menanti, kerinduan mereka meluap-luap ingin mencari pijakan. “Sebelum aku menghilang, aku butuh kertas untuk berpijak.butuh tinta untuk mengukir jejak. Hingga aku berderet-deret rapi, mulai berbagi kisah. Berharap kau bersegera, sebelum aku menghilang !” Begitu desak mereka padaku. Bahkan, tak hanya mendesak, tapi mengancam untuk menghilang.
Aduuh, kuharap mereka bisa bersabar sebentar saja. Menetaplah dahulu jangan mengancamku untuk menghilang karena itu membuatku takut. Mengertilah, akupun juga tengah merasakan hal yang sama, merindukan barisan indah yang kalian ukirkan pada kertas hingga semua orang dapat melafazkan kalian pada bibir-bibir mereka, dan tidak melulu dalam tarian yang terkepung oleh bayang tak nyata.

Dan sekarang, kesempatan ini hadir, maka aku tak ingin membuang-buang waktu. Aku ingin segera melabuhkan kerinduan ini sebagaimana harapan kalian. Maka kalian mulai bergembira, bersorak sorai merayakan kebebasan. Dengan senang hati, kalian mulai berderet-deret membentuk kata sebagaimana biasanya. Ah, senangnya… akupun berbahagia karena mataku mampu melihat kalian yang tak melulu dalam abstrak, bibirku mulai bergerak melafazkan kalian pada kata, kata pada suara dan melebur bersama angin. Terimakasihku pada Dia untuk waktu emas ini, dengan perantaraan ketulusan hati seorang sahabat terkasih. 

            Ya..ya.. waktuku tak lama, tapi semoga tak luput syukurku untuk terus menghaturkan segala puji-pujian pada Tuhanku. Setidaknya, sudahlah aku menyejukkan gersangnya hati yang merindu ini. Setidaknya pula, sudah ku segerakan tempat pijakan untuk kalian agar tak menghilang. ku harap, kalian bersabar jika sementara waktu hanya mampu ku ajak berdansa di dinding-dinding ruang sempit dan berbatas. Pun pada kisah tak terbaca. Bagaiamanalah? keadaan membuat kalian harus tertahan dahulu. Bersabarah, karena ia selalu akan menjadi manis akhirnya.

Jazmina Shofiya

serpihan serpihan melati dalam pena . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates