Sesungguhnya, tak ada sedikitpun kekuatan kecuali bersumber dari Engkau. Lepaskan, lepaskan seluruh ego itu, seluruh murkamu pada segala. Sadarilah, ini dunia dimana kau hanya hidup sebentar saja, lalu dengan waktu yang sebentar itu kau mesti mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya demi memasuki kehidupan abadi. Maka, yang mesti dilakukan hanya meraup hikmah yang banyak dengan laku terbalut kebaikan, bergerak lurus dijalanNya, dan disetir kemuliaan niat yang bersumber dari hati nurani masing-masing. 

            Namun, ketika diri terasa sangat berat untuk melangkah, kesulitan mengukir jejak-jejak kebaikan, sedang usaha telah dikerahkan seluruhnya dan tak ada hasil, tetaplah memohon keteguhan hati agar tak tertimpa keputus asaan. Nurani tak akan bosan untuk menuntut setiap tingkah yang tak baik, hingga hati menjadi tak tenang, karena penyesalan kan selalu menyertai. Memang begitulah, nurani yang dimiliki tiap manusia menjadikan rasa bersalah muncul tiap kali ada perilaku yang menentang. 

            “Allahu Akbar… Allahu Akbar…”

Ya, Tuhan… betapa bahagianya orang-orang yang masih mendengar syahdunya seruan kasih sayang itu. Betapa bahagianya, karena Alloh tak mengeraskan hati kita, tak menulikan telinga kita dan tak membutakan pengelihatan kita dari kebaikan-kebaikan. Karena jika itu terjadi, sungguh celakalah diri ini. Seluruh kita sia-sia, karena sejatinya kita tak berhak berdiri di muka bumi yang di dalamnya dianugerahi kenikmatan-kenikmatan tak terhingga oleh Alloh. Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah tak ada nurani yang bersemayam di hati kita. Lantas, makhluk apakah kita jika tak lagi memiliki nurani ?! tentu saja, tak ada manusia yang tak memiliki nurani.

 Ialah Tuhan yang Maha besar. Maka tak ada yang perlu dirisaukan sesungguhnya. Berhusnuzhonlah kepadaNya. Ketika usaha telah di kerahkan namun tak jua menuaikan hasil, sesungguhnya Alloh senang melihat usaha kita, senang mendengar tiap doa kita, sebab itulah Ia melambankan jawaban atas doa-doa yang kita panjatkan dan telah kita harap-harapkan. Bukankah, Ia Maha mengabulkan doa ?! tak ada doa yang tak dikabulkanNya.

Namun, jika kita menyerah dan nelangsa karena di kepung keputus asaan, maka tidak menutup kemungkinan doa-doa itu benar-benar tak terkabulkan, usaha-usaha itu tak jua menuai hasil sebagaimana yang diharap-harapkan. Bukankah banyak sekali orang-orang yang telah menyerukan makna kalam Ilahi yang satu ini, bahwa Ia (Alloh) sebagaimana yang engkau sangkakan kepadanya. Jika berprasangka buruk atau berpikir negatif akan sesuatu, maka tidak menutup kemungkinan persangakaan buruk itu akan benar-benar terjadi. 

Dan…

Untuk seluruh doa yang senantiasa di ijabahkan, maka bersyukurlah… bersyukurlah…

Tak hanya dengan melafadzkan hamdalah. Akan tetapi dengan meningkatkan kualitas ibadah kita terus menerus. Kita tak pernah benar-benar terbebas dari kesalahan, maka tak ada kata usai untuk memohon ampun, memperbaiki diri kita setiap saat. 

***
Terimakasih untuk sahabat-sahabat yang selalu mengingatkan hal-hal ini. Aku terlampau sering lupa walau berkali-kali kau tuturkan.  Terimakasih atas semangat yang tak pernah bosan kalian serukan. Benarlah ungkapan khalifah Umar al-Khattab bahwa nikmat yang paling berharga selepas nikmat iman dan Islam adakah memiliki sahabat-sahabat yang sholeh. Tak ada yang mampu hidup sendiri. Pada belahan bumi manapun yang kau pijakki ini, selamanya tetap kan kau butuhkan mereka.

Jazmina Shofiya
Terimakasih sahabat, maaf belum bisa menjadi sahabat yang baik untukmu… 
inilah usahaku mengabadikan segala tuturmu,
sebab aku terlampau pelupa.
Bait-bait yang tak mampu sesempurna keindahan kasih sayangmu. 
            10:10  

serpihan serpihan melati dalam pena . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates