Senja ini tak keemasan, tak jua semburat violet menari-nari pada biru
Seluruh warna menjelma kelam, bersembunyi dibalik abu-abu awan
Gemericik bertetesan. Deras.
Disinilah aku. Mengeja tiap cerita pada tetes yang bersua pada bumi.
Mendengar  tiap gemericik membunyi gendang telinga.
Getir. Namun aku tersenyum. Tak ku dapati sendunya mata. Aku bahagia sayang…
Yang ku tahu,
Bulir-bulir tetes ini adalah cinta.
Ah, tak hanya buliran tetes, melainkan ia mampu menjelma seluruh.
Darinya kisah berjuta-juta copy ada.
Lalu, indramu, kerahkan semua. Ia kan menyentuh tiap engkau. Merasuki sel-selmu secepat yang ia bisa, kemudian kau tak berdaya.
Sayang,
Ini nadiku, tentu  seirama dengan detak jantungku.
Maka ketika kau menjelmakan Adam, aku menggebu. Ku serukan padamu,
Bahwa aku Hawa mu. Satu.
Ku katakana, ‘Kau ku itu, kamu.’
***
Dan hujan, aku disini. Menikmati sapaanmu pada pori.
Diamku sesungguhnya melafazkan semua yang tak terkata.
Aku tahu kau kan sampaikan rasaku padaNya.
Aku tahu kau selalu berbaik hati mengiringi rasa yang terlayang.
Aku tahu, kau yang mengantarkan lafaz hatiku pada keharibaanNya.
Hening…
Cukuplah Ia penentu kita.

Jazmina Shofiya
Senin, 02 Maret 2015
‘Ketika cinta harus terlepaskan’

serpihan serpihan melati dalam pena . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates