Episode Cinta si Gadis Kecil
Jum’at,
27 Maret 2015
Untuk nadi yang senantiasa berdenyut seiring detakkan jantung,
Untuk seluruh nafas yang terhirup dan terhela,
juga darah yang senantiasa mengaliri seluruh jasad.
Aku.
Lelah tiba-tiba saja mengepung.
Sesungguhnya, itu hanya sebagian saja dari nikmat Alloh yang
kutuliskan. kalau saja kutulis seluruhnya, aku tak yakin memoriku bisa mengingat-ingat,
lalu tangan ini bisa menuliskannya satu persatu. Coba bayangkan saja, salah
satu nikmat yang menurut kita adalah hal yang sangat sepele ini, bahwa kentut
sebenarnya adalah nikmat. Coba, apa yang akan terjadi jika kita tak bisa kentut
? penyakit timbul, seperti sakit perut atau perut kembung dan lainnya. atau
ketika kita tak mampu berkedip, betapa perih dan tersiksanya mata ketika banyak
debu seenaknya saja masuk. Ah, terlalu banyak jika harus terdeskripsikan
disini. Karena bisa jadi, aku bakal tepar sebelum semuanya selesai tertulis. Atau
kemungkinan terburuknya, diri ini tak panda bersyukur dengan sebenar-benarnya
syukur, karena tentu saja akan banyak sekali yang terlewati. Tak akan pernah
bisa sempurna.
Kesyukuran itu seringkali terlupa ketika besarnya nikmat dari Alloh
tak memberikan kesempatan untuk mengingatNya. Yang ada dalam benak hanya
bersenang-senang saja. Melupakan Alloh di saat diliputi kenikmatan, dan mengingatNya
ketika kesedihan menghampiri, mungkin adalah hal yang paling sering menimpa
tiap jiwa. Namun, tak menutup kemungkinan juga, bahwa kesedihan yang terlampau
pilu membuat kita juga melupakanNya. Ah, manusia… padahal, segala dariNya
adalah hal yang kita butuhkan, hal terbaik, hanya saja kita yang tak mau
mengerti dan memahami. Egois sekali.
Begini…,
Sebenarnya, aku hanya ingin
menceritakan sebuah kisah. Kisah tentang cinta. Aku tahu kau pasti bosan mendengarnya
karena hanya cinta, cinta, dan cinta. Tapi, mau bagaimana lagi, hidup ini tak
pernah luput dari kata yang satu itukan…?!, apalagi di usia-usia kita yang
sekarang ini. Pengen nikah…!!! Begitu seruan hati >.<
Ya, sebenarnya hanya ingin berkisah
tentang cinta. Tapi entah kenapa, prolog yang kutulisi di atas tentang
kesyukuran nikmat. Sejauh ini, aku belum menemukan bagaimana menghubungkannya
dengan kisah awal cerita cinta yang ada dibenakku dan yang akan kukisahkan
padamu ini.
Ini kisah cinta antara adam dan
hawa, yang mungkin sedikit melankolis. Pernah tidak kau merasakan cinta yang
luar biasa dalam dan rasa itu tak kunjung menghilang walaupun bertahun-tahun
telah terlewati ? tak hanya satu atau dua tahun, akan tetapi lebih dari itu. Belasan
atau puluhan tahun mungkin. jika pernah, entahlah cinta macam apa itu
sebenarnya dan itulah yang tak di mengerti gadis ini. Ia seorang gadis kecil
imut yang memiliki cinta yang dalam untuk dia, si tampan yang manis. Kau tahu,
gadis imut ini sekarang sudah dewasa dan si tampan manis pun juga demikian.
Cerita ini berkisah tentang gadis
kecil imut itu, kawan…
Perasaan cinta timbul di hatinya
sejak ia masih sangat kecil dan tak mengerti makna cinta. Walaupun begitu,
entah bagaimana ia tahu bahwa cintanya itu seperti cinta orang-orang dewasa di
sekelilingnya, yaitu antara laki-laki dan perempuan yang membawa kepada
pernikahan dan kebahagiaan rumah tangga. Tapi, ia sama sekali tak pernah
mengungkapkannya. Yang dilakukannya hanya menyimpannya rapat-rapat pada bilik
hati kecilnya. Hingga ia dewasapun cinta itu masih bersemayam dibilik hati
miliknya. Ah, dia terheran-heran, bagaimana mungkin rasa itu tak kunjung lenyap…
?! ia pun tak tahu menahu perasaan si tampan padanya. Ku beri tahu, sebenarnya
yang paling membuat si gadis terheran-heran adalah, hampir sepuluh tahun si
tampan menghilang tanpa jejak tanpa ada kabar beritanya dan tentu saja, si
gadis tak pernah menjumpainya lagi, tapi kenapa rasa itu tetap ada ? ya, ya…,
cinta macam apa itu…
Dan suratan takdir menuliskan mereka
saling bertemu ketika dewasa. Aduhai… alangkah girangnya hati si gadis. dan
rasa cintanya malah semakin menggebu-gebu. Dia berbunga-bunga setiap saat. Namun,
ia masih tetap menyimpannya rapi di bilik hatinya. Tak ada ungkapan. Yang ada
hanya diam. Baginya, cinta memiliki bahasanya sendiri walau tak terkata. Karena
sejatinya, ia terasa. Tetap. Ia tak tahu menahu bagaimana perasaan si tampan. Entah
mampu atau tidak si tampan menafsirkan seluruh bahasa cinta si gadis dalam
jiwanya, si gadis tak tahu. Rumit.
Suatu hari, ada cinta yang terlontar dari si tampan untuk si gadis,
tapi bersamaan dengan itu, ada keraguan yang menyusup pada hatinya. Lalu, ia
semakin tak mengerti. Tapi sungguh, si gadis sangat senang dengan apa yang di
ungkapkan si tampan. Karena selama ini ternyata cintanya tak bertepuk sebelah
tangan. Tapi ungkapan itu malah membuat semuanya makin rumit. Si gadis jadi
semakin bungkam. Masih menyimpan rapi seluruh cintanya pada bilik hati. Ada keraguan
yang merayap. Tapi ia serba tak mengerti, ragu akan apa.
Semua serba rumit untuk si gadis. si Tampan menghilang lagi. Entahlah
untuk waktu lama atau tidak. Ia menghilang ketika mendapati si gadis hanya
bungkam. Dalam pikiran si gadis, seringkali ada pikiran yang melintas, bahwa si
tampan terlalu tinggi untuk di raih. Itulah yang menahannya untuk bicara apa
adanya. Andai saja kau tahu, bahwa si tampan itu memang tampan, tak hanya pada
fisik, tapi seluruhnya. Kepergian si tampan itu membuat si gadis terserang
galau. Ia menyesal untuk tak berkata. Lalu kerinduannya berangsur-angsur akut. Ia
pun bertekad mencari si tampan dengan seluruh cinta yang ia miliki. Kali ini,
ia berjanji akan memperlihatkan seluruh cinta yang telah ia simpan pada si
tampan. Tak ingin menyimpan di bilik hatinya sendiri. Tapi ia ingin menyimpan
bersama-sama dengan si tampan kesayangannya sejak kecil. Ia sangat percaya,
bahwa kerinduannya yang hampir meluap-luap itu akan menjadi petunjuk arah
dimana si tampan berada.
Benar saja, ia bertemu dengan si tampan. si gadis terpesona. Kali ini
aura si tampan lebih indah. Senyum pada wajah si tampan sungguh indah baginya. Ternyata
si tampan tak pernah marah padanya, walau mungkin saja ia benar-benar kecewa. Terbata-bata
si gadis ingin mengungkapkan seluruh cinta dan kerinduannya, tapi…
“Lihatlah dia… ! dia yang akan menjadi pendamping hidupku nanti. Kau
lihatkan?! Dia sangat cantik. Benar-benar cantik ! dia bidadariku !”
Ada gadis cantik yang baru saja lewat di depan tempat mereka saling
bertemu. Gadis itu sungguh-sungguh cantik.
Kalimat itu…, kalimat itu…
Dua bola mata si gadis mulai berkaca-kaca. Ia ingin menangis. Sungguh
ingin menangis.
“Kau kenapa ?” tanya si tampan ketika tubuh si gadis terlihat
sedikit bergetar dan dua bola matanya berkaca-kaca.
Si gadis menggeleng. Dengan seluruh kekuatan yang ia miliki, ia
mulai membuaka mulut. Ingin mengungkapkan sesuatu.
“A..aku, merinduimu…”
Lirih…sangata lirih. Bahkan suara angin lebih terdengar. Tapi lihatlah,
kali ini si tampan mendengar suara lirih si gadis dengan jelas. Lalu kemudian
ia terpaku.
Mungkin, si tampan mulai mengerti dan memahami bahasa cinta si
gadis sekarang…
Benarlah, kau terlalu tinggi untukku raih…
***
Untuk hatimu yang lelah berharap, jangan putus asa…
“Percayakan jodoh pada Allah,
Tidak ada yang terlalu tinggi untuk di raih, karena semua itu
Tidak ada apa-apanya selama Allah berkehendak.”[1]
Nah itulah kisahnya. Akhirnya selesai
juga ku ceritakan semuanya. Dalam epilog ini, aku ingin berbicara pada si
gadis, bahwa semuanya belum berakhir. Syukuri seluruh cinta yang kau miliki
walaupun kau diliputi ketidak mengertian yang bertubi-tubi. Karena cinta itu
dariNya, maka sesuatu yang istimewa telah disiapkn olehNya. Entahlah apa,
karena kita serba tak tahu menahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Bertawakkallah…
bersyukurlah… semua ini nikmat.
Jazmina Shofiya
23:53