Mengapa kau terasa sangat dekat. Padahal aku tak pernah sekalipun memandangmu. Kau dekat, melekat disini. Aku khawatir, apa aku tengah gila ?! Karena kenyataannya kau benar-benar tak disini. 

Mengapa kau tak pernah tampak ? Tak tahukah kau bahwa aku merinduimu ? sesungguhnya, aku tak ingin mengusikmu. Tak ingin menggoyahkan hatimu yang tulus itu.

Aku memang mencintaimu. Tapi tak jua ku buat engkau bahagia. Tak jua ku jaga engkau dengan baik. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum, berbahagia dan –tentu saja- dalam kebaikan dan keRidhoan Tuhan kita. 

Aku belum pernah benar-benar berjuang untuk menjagamu dalam naungan keRidhoanNya selama ini. Maka, cintaku terus menuntut untuk bersegera memenuhi inginku. Tak ingin lebih banyak membuat jalanmu gelap. Karena sebenarnya, saat ini aku mungkin bisa saja menjelmakan makhluk yang menakutkan. Makhluk yang berbahaya bagimu. Menjadi ancaman yang menudingmu dari arah mana saja. Aku bahkan mampu menyerap cahaya-cahaya dalam perjalananmu, hingga yang ada hanya gelap nantinya. 

Tentu saja kau akan sangat menyesal dengan hal itu nantinya. kegelapan akan membuatmu tak sampai pada tujuan hakiki. Begitukah cintaku itu untukmu ? merampas kebahagiaan dan cahaya-cahaya milikmu? Tidak ! aku tak ingin begitu. Cintaku ingin kau tetap dalam jalan yang terang berdarang dengan berbagai cahaya di mana-mana hingga kau berbahagia. Kau tetap ternaungi RidhoNya. Dengan begitu, kau pun bisa melindungiku dengan cintamu. 

Aku tak pernah meraguimu, namun hatiku terlampau khawatir. Aku ingin menjagamu sekuat yang aku bisa. Aku menyayangimu. Aku mencintaimu. Aku tak boleh kalah lagi, begitu juga kau. Kita tak boleh kalah. Kita pasti bisa sampai pada kebahagiaan hakiki. 

Tetaplah berusaha untuk lebih baik. Kau terlalu istimewa untuk berjalan di kegelapan. Kau terlalu indah untuk tak menebari cahaya-cahaya kebaikan. Kau selalu berharga untuk ku tenggelamkan dalam lautan lumpur. Mari, kita berjalan beriringan, bersisi-sisian untuk saling menguatkan, saling menopang ketika kita tertatih-tatih. Saling mengingatkan, bahwa keberkahan hidup dibangun dengan kebaikan-kebaikan, bukan sebaliknya. Yakinlah, cepat atau lambat, kebahagiaan akan menghampiri, dan kita akan selalu bersama menabung bekal menuju istana keabadian milik kita.

Ini serpihan puzzle yang terserak dan mungkin tak karuan. Walau begitu, semoga ia tersampaikan pada titik biru pada relung hatimu. Tak ingin hanya menyentuh dan terapung di permukaan saja. begitu harapku. 

Cinta yang membimbingku selalu.
Ku harap kau temukan kesucian dan keagungannya.


Jazmian Shofiya

serpihan serpihan melati dalam pena . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates