Tak Ingin Kusudahi
Malam Jum’at,
07 Mei 2015
Tak ada gerak berarti ketika kutahu
semua serba semu
Hanya terpaku dikungkung sepi
Tersadarku, langkahmu berpijak
beranjak
Apa kau bawa serta hatiku hingga tak
jua aku menjauh ?
Mematung memandang punggungmu,
Semakin lama semakin menjauh
Lantas hilang begitu saja.
Lalu, aku hanya sendiri. Menanti,
menanti, menanti.
Bahkan dalam gelap dan terpejam,
garismu serba jelas
Dimana-mana ada engkau. terkepunglah
aku akan bayangmu.
Rindu berurat berakar, sakit. Padamu
jua penawarnya.
Seirama, seluruh harapan
mengangkasa,
Semoga sampailah pada Ars, hingga
rinduku berlabuh
Tersemai dalam birunya cinta Ilahi
denganmu.
Saat ini, semua serba semu. Namun
seluruh harap kutitipkan pada Ia.
Maka aku percaya, penantian kan
berhenti di suatu titik keRidhoan Ilahi.
Tak perlu risau ini.
Seluruh sakit sesungguhnya nikmat.
Maka, tak iginku sudahi rinduku
padamu.
18:15
Jazmina Shofiya
R.i.n.d.u
Lagi-lagi itulah yang terjadi
padaku. Patah-patah ku eja huruf perhuruf sambil meraba hati. Benar, memang
begitulah adanya. Tak salah lagi, aku tengah merindu. Tak perlu ragu. Entah ini
untuk kesekian kalinya. Bahkan boleh jadi, rindu itu tak pernah beranjak dari
hati sebenarnya.
Terkadang, sampai sulit memejamkan mata ketika rasa itu
menggebu-gebu. Uring-uringan, serba bingung harus ngapain. Dan tahukah, rinduku
sepenuhnya masih menyematkan diri pada sosokmu. Tak ingin beranjak, hanya
kepadamu, yang hanya bisa kulukisi pada angin, gelap, terang, dan apapun.
Seolah-olah mengekoriku kemana saja kakiku melangkah. Kalau sudah akut begitu,
yang kulakukan hanya melepas harapan-harapan itu pada sepi, melafadzkan namamu
dan biarkan angin membawanya ke Keharibaan Tuhan kita. Dalam sujudku,
kupasrahkan seluruh rinduku, karena ada tirai yang membentang antara kita saat
ini. Kurasa, tiap rindu ini akan aman jika ku titipkan padaNya, sama dengan
amannya dirimu disana. Karena hanya Dialah sebaik-baik pemelihara.
Tiap bait kerinduan yang terasa ini akan ku tepekuri dengan
khidmat. Seluruhnya bagiku adalah anugerah, seluruhnya keindahan. Kau harus
tahu bahwa, perih terindah ada pada merinduimu.
Jazmina Shofiya
“Ketika bayangmu terus saja mengekoriku”