'Menjaring Cahaya' Ustadz Ma'mun Affany
Jum’at,
05 Juni 2015
Beberapa hari yang lalu, tepatnya
hari Selasa tanggal 2 Juni 2015 Allah kembali mempertemukan aku dengan sosok
menginspirasi. Ia novelis Ma’mun Affany yang salah satu novelnya pernah di
angkat ke layar lebar dengan judul sama, ‘Kehormatan di Balik Kerudung’. Novel-novelnya
selalu menginspirasi dan seolah sangat memahami perempuan, karena rata-rata
tulisannya saat ini mengisahkan tentang perempuan.
Aku hanya mencoba merangkum
ilmu-ilmu yang beliau sampaikan walaupun mungkin masih tak sempurna, dan
membaginya untuk sahabat-sahabat semuanya yang ingin ikut berdakwah melalui
pena. Berharap, semoga berkah, manfaat dan Ridho Allah senantiasa menyertai
kita. Aaamiiin.
Pertemuan dengan beliau ini berada
pada satu forum Talk Show saat membedah salah satu novel beliau yang berjudul
“Doa Anak Jalanan”. Jadi, selain tips-tips kepenulisan, beliau juga menyalurkan
energi-energi positif untuk hati agar kita memilki kepedulian terhadap sesama,
terutama pada saudara-saudara kita yang hidupnya tak seberuntung kehidupan
kita.
Berjihad dengan pena itu tentu saja menulis.
Iya, pena akan menjadi satu-satunya senjata ampuh untuk kita menulis. Namun
seringkali kita enggan berjihad, padahal pena sudah ada digenggaman kita.
Mungkin kita memang menggengamnya erat, takut kalau-kalau pena itu lepas dari
genggaman, namun kita lupa untuk menggoreskan tiap bait kata melalui tinta pada
kertas-kertas putih hingga akhirnya, tak ada tulisan yang bisa terbaca.
Menulis itu suatu hal yang berbeda,
tidak bisa jika hanya menuliskan sekali saja lalu selesai. Sebagaimana kata
mutiara Man Jadda wa jada tidak sempurna jika tak disandingkan dengan Man
Shobaro Zhofiro, jika sabar maka ia dapat. Karena menulis itu bukan karena
kita melakukan satu kali, dua kali, tiga kali seminggu dan sebulan, akan tetapi
seterusnya, selamanya. semua orang memang bisa menulis, bahkan sedikit sekali
dari kita yang buta huruf dan tak bisa melakukannya, akan tetapi persoalannya
adalah bagaimana kita istiqomah menulis dan menghasilkan tulisan yang bagus dan
menginspirasi.
Jika kita sudah memutuskan untuk
menulis, maka kita pun harus siap untuk menerima kritikan atau masukan dari
berbagai kalangan. Untuk perempuan, harus siap mental dan tak boleh sensi.
Hilangkan perasaan sensitive untuk dihina orang lain. Karena ketika tulisan
kita telah terbit, kita tak hanya mendapat respon positif akan tetapi kita akan
mendapat berbagai hinaan, kebencian, kemarahan, dan kritikan-kritikan. Tak
masalah, karena tiap otak tak selalu memiliki pikiran yang sama. Oleh kaena
itulah, kita tak boleh berputus asa dan selesai.
Tetaplah menulis, karena
kebaikan-kebaikan yang hanya disampaikan dengan kata-kata, cepat sekali hilang
dan tak membekas, akan tetapi jika kebaikan-kebaikan itu berupa tulisan, ia
akan abadi selamanya. menjadi novelis bukanlah hal yang buruk, kawan…
Kamu menggurui orang sepuluh kali tidak masuk masuk dikepala, tidak
ada gunanya. Tapi kalau kamu memberikan pelajaran satu kali saja dan diingat
sampai mati, maka kamu akan mendapat pahala selamanya. (Buya Hamka)
Jika kita telah menulis, menulis dan menulis, namun belum juga
tulisan itu menjadi baik bagi diri kita dan orang lain, maka kuncinya adalah …
- Hadirkan diri kita dalam tiap tulisan itu. Diri kitalah yang akan menjadi ruh pada tiap tulisan novel, cerpen, puisi. Hingga tulisan kita seolah memiliki nyawa, dan hidup.
- Temukan motivasi untuk diri kita sendiri. Karena jika motivasi pada diri sendiri itu melemah, maka kita akan sangat kesulitan untuk menulis. Oleh karenanya, cobalah menulis untuk orang-orang terdekat kita, demi orang-orang yang kita sayangi. Karena kita melakukan sesuatu demi orang-orang tersayang milik kita, maka akan ada energy ekstra yang memupuk semangat untuk terus menulis dan menyelesaikan tulisan kita.
Hei, jangan kau anggap orang bisa menulis itu karena ia berbakat !
Sebenarnya untuk menemukan bakat yang ada pada diri kita, kita
butuh usaha keras. Berjuang menemukan bakat itu dengan melakukan
pecobaan-percobaan. Ingatlah ! bakat itu bukan karena kita menyukai sesuatu
dengan berlebihan, tetapi bakat itu adalah ketika kita ahli dalam sesuatu. Jika
kita ingin melakukan sesuatu, maka tanamkan pada diri kita, pada hati kita, bahwa kita pasti bisa. “Aku bisa ! aku bisa !”.
Maka kita pun pasti bisa melakukannya dengan baik.
Orang yang sukses itu bukan karena dia melakukan sesuatu dan
langsung berhasil, akan tetapi mereka yang dianggap jatuh, tak berhasil, namun
ia selalu bangkit dan berusaha lagi. Tak peduli ia dijatuhkan berkali-kali, ia
tetap bangkit. Kita harus lapang dada terhadap semua kritikan yang kita perolah
atas karya kita sendiri. Ingatlah, kita berkarya, melakukan sesuatu untuk
dinikmati juga oleh orang banyak. Sebaik-baik kamu adalah yang paling banyak
manfaatnya untuk orang lain. Seberapa berharga kita, adalah ketika seberapa
bermanfaat kita untuk orang lain.
Agar tulisan kita bisa lebih bermakna, maka yang harus kita lakukan
adalah :
- Hidupi novel tersebut seolah-olah nyawa kita ada didalamnya. Caranya adalah dengan menjadi sosok yang ada didalamnya, nyawa kita ikut didalamnya.
- Temukan orang yang meyakinkan kita bahwasanya kita bisa menuliskannya sampai selesai.
- Lakukanlah demi seseorang atau demi siapapun, orang-orang yang ada di sekeliling kita. Karena dengan factor ketiga inilah bisa membuat kita selalu menarget dan optimis. Tentu saja kita tak ingin mengecewakan orang yang kita sayangi.
Lalu, bagaimana agar kita selalu lebih baik kedepannya ?
Menulislah, menulislah selalu. Cobalah menulis evaluasi diri tiap
akhir tahun. Menulis tentang apa saja yang telah kita lalui selama ini. Darinyalah
kita menemukan apakah kita bermanfaat untuk orang lain atau tidak, apa saja
yang belum kita lakukan selama ini. Ini hal yang sangat penting. Dan jangan
lupa menuliskan target-target yang ingin kita capai kedepannya agar menjadi
lebih baik. Itulah yang menimbulkan motivasi untuk diri kita masing-masing. Memotivasi
diri sendiri itu penting, jika tidak begitu, kita akan hilang. tak mungkin
orang lain bisa memotivasi kita kalau kita sendiri tak bisa memotivasi diri
sendiri.
Semangatlah…! Teruslah semangat !
Karena masa depan adalah apa yang kita lakukan sekarang, bukan apa
yang kita lakukan dimasa yang akan datang. Karena masa yang akan datang adalah
kenikmatan selepas kita melakukan apa yang kita lakukan sekarang.
Kalau kita menjadi orang luar biasa dan mampu menyelesaikan
masalah, maka kita akan membantu orang-orang yang ada di sekitar kita. Tapi kalau
kita menjadi beban dan masalah bagi orang lain, maka orang yang hebat diantara
kita tidak bisa memikirkan bagaimana kita maju kedepan tapi tidak memberikan
anak selamat dan bahagia di zaman sekarang dan yang akan datang.
***
Manusia itu sebetulnya seperti buah kelapa. Kelapa itu, untuk
mengambilnya saja harus berlelah-lelah memanjatnya dahulu, kemudian ketika
sudah dipetik ia dijatuhkan. Tidak sampai di situ saja, setelah kelapa itu
dijatuhkan kulitnyapun dikupas, lalu kemudian dibacok/ dibelah, isinya diambil
dan diparut. Ketika selesai diparut, ia belum benar-benar menjadi apa-apa,
sehingga ia mesti diperas dahulu hingga menjadi santan. Santan inilah yang
nantinya banyak manfaatnya. Dimasukkan ke dalam sayuran yang dimasak, sayurannya
akan menjadi lebih enak, sedap dan lainnya. Banyak proses sulit dan kesakitan
yang harus dilalui kelapa untuk menjadi suatu hal yang memiliki banyak manfaat
bagi lainnya. begitupun juga manusia, ia harus melalui proses jatuh dan
kesakitan bertubi-tubi untuk menjadi berharga dan manfaat bagi orang lain.
Wallahu a’lam
‘Jazmina Shofiya’
Semoga bermanfaat ^_^
18:53