Denting di Titik Nol
Rabu,
26 Agustus 2015
00:00
Hai,
Kau tahu, menit-menit tak akan berhenti, detik-detik gagah
menantang. Mereka terus saja berputar. Mereka terus saja berdetak. Nanti di
titik Nol, mereka akan saling bertemu. Pertemuan yang sempurna indah dan
membentuk garis lurus dengan menengadah.
Saat itulah denting kehidupan milik kita mulai terdengar, ruh menelusup
dan bersemayam dalam jasad atas keagungan dan kekuasaanNya.
Dan
kukakatakan…,
Selamat malam dan selamat pagi,
kamu…! ^_^
Saat ini dingin sekali. Tapi,
seperti biasanya, aku enggan terpejam di malam cinta di ujung sajadah* milik
kita ini, aku enggan terpejam di pagi cinta di ujung sajadah milik
kita ini. Aku selalu ingin berdialog pada saat istimewa kita. Berdialog di
dunia kita sesungguhnya, bukan pada buaian delusi yang tak nyata.
Maka
disinalah aku dan kamu saat ini. Pada titik malam sepi, pada pagi yang
bersembunyi, pada helaan nafas-nafas melayang, pada ruh-ruh yang berkelana.
Lalu,
Mari kita sama-sama terpejam sejenak, dan lafadzkan seluruh cinta dan
harapan kita.
Oh, Allah…
Berkahi umur kami, berkahi umur kami, berkahi umur kami.
Hingga kebaikan-kebaikan semakin hari semakin bertambah.
Oh, Allah…
Terimakasih atas nikmatMu yang tak pernah usai ini.
Hanya Rahmatmu, selamatkan kami.
Aaamiiin.
Kau dengar itu ?
Denting di titik Nol. Semua serba bergerak, nafas kehidupan mulai
terasa. Kau benar-benar nyata. Dan inilah kehidupan.
Selamat
datang hidupku… selamat datang!
Siapkan seluruh tentara jiwamu, karena
tak ada kata usai untuk berlelah. Ia kan terus tertempa resah, pilu, sakit dan
entah… percayalah tempaan itu selalu beriringan dengan kemudahan dan
kebahagiaan.
Dalam sujud ini…,
Benamkan dirimu sedalam-dalamnya, lafadzkan kesucianNya sang Maha Tinggi,
khidmati seluruh rasa, ada bulir bening menetes penuh syukur…
Betapa, betapa,
Oh Allah...
betapa…
Jazmina Shofiya
بارك
الله في عمري... آمين
*Judul
Novel karya Asma Nadia. Meminjam judul novel ini sebagai istilah untuk hariku.