Dindaku Pahlawanku ^_^
Senin,
17 Agustus 2015
“Hiduplah Indonesia Raya….”
Saat seantero manusia di bumi
Indonesia berseru-seru memperingati gugurnya para pahlawan dan hari kemedekaan
Indonesia, seorang bayi mungil lahir. Tangisnya pecah meraung-raung memenuhi
tiap ruang di rumah itu. Semua yang menyaksikan berbinar-binar penuh kesyukuran,
terutama ayah-bundanya. Bayi itu terlahir sempurna. Sehat, mungil dan lucu
sekali.
Barangkali hanya bayi itu satu-satunya manusia yang menangis
ditengah buncah kebahagiaan manusia disekelilingnya, di tengah meriahnya hari
peringatan kemerdekaan Indonesia. Atau mungkin saja, ia melihat perjuangan para
pahlawan di dalam rahim bundanya yang menyedihkan sehingga ia terbawa emosi dan
menangis ?! ah, aku tak tahu. Walaupun aku bertahun-tahun lalu pernah berada di
rahim bunda yang sama dengan bayi itu. Aku sudah tak mampu mengingatnya. Yang jelas,
cuma ia yang menyanyikan lagu kemerdekaan dengan raungan suara yang tak karuan
saat itu.
“Hai dinda, selamat datang di
bumi Indonesia. Kau beruntung sekali terlahir di tanah syurga ini. Terlahir di
hari istimewa yang… semua orang pasti akan selalu mengingat dan merayakan hari
lahirmu. Kau itu…, Istimewa!”
*
Nah…, tangismu yang meraung-raung
itu sudah bertahun-tahun lalu ya Dind…? Sekarang, bayi mungil itu sudah
beranjak dewasa. Kalau menangis tak meraung-raung lagi, kalau mau minum atau
makan enggak pake nangis lagi karena sudah bisa masak sendiri dan melakukan
apapun sendiri. Bahkan tubuhnya sudah lebih besar, tingginyapun sudah lebih
tinggi dari kakaknya ini. Lebih kreatif, dan lebih mandiri juga. Hehehe Sssst…kakaknya
yang satu ini belum bisa masak sama sekali !
Jadi
kalau dipikir-pikir nih, sepertinya dinda lebih cocok jadi kakak deh…,
bagaimana kalau kita tuker posisi aja ?! ekheeem tes.. tes.. “Hai kakak Uci’…”
hihihi. Kedengarannya manis sekali ya…, Peace !!! ^_^
Ah iya, selamat ulang tahun, dinda…
^_^
Selamat hari kemerdekaan dan
kemenangan untuk Dinda. Semoga keberkahan dan Ridho Allah senantiasa tercurah
untuk dinda, hingga dinda selalu merdeka dan menjadi pemenang di dunia maupun
akhirat.
Seperti yang sering dinda dengar
dari orang tua kita, bahwa kunci kemenangan dunia dan akhirat adalah keridhoan
mereka dan ilmu. Jangan lupa juga untuk memohon keridhoan guru-guru kita, itu
hal yang tak kalah penting dari segalanya. Karena mereka yang mengajarkan dan
meniupkan ruh-ruh kehidupan bagi jiwa-jiwa kita. Tanpa mereka, bagamana mungkin
kita mendapatkan ilmu ?! tetaplah kirim doa dan fatihah untuk mereka.
Sekarang,
tata niat dengan baik dan jangan bosan untuk berbenah diri dari hari kehari.
“Dindaku sayang…, selama nyawa kita bersemayam dalam jasad, selama
itu pula pelajaran kehidupan akan kita temui. Pelajaran dariNya tak melulu
indah dan mudah, akan tetapi pelajaran darinya seringkali sukar, kita bahkan
harus menerjang ombak dan bukit terjal untuk menemukan keindahan. Intinya nikmati tiap proses, ikhlaslah…!”
Deeeew… serius banget deh…, kakaknya dinda yang nulis ini juga belum
sepenuhnya bisa melakukan itu Dind.., tapi masih belajar dan terus belajar
untuk lebih baik. Kita saling ingat mengingatkan ya Dind… karena kita
bersaudara, dan saudara-saudara kita akan menjadi tameng api neraka kelak, jadi
saling berbaik-baiklah dan saling ingat-mengingatkan. ^_^
Aiiih, sudah mau dua lembar nih…,
sudah ngantuk ya dind ?
Okk okk…, dikiiiit lagi…
Tetap semangat kuliahnya, skripsinya
di garap. Biar cepet nyusul wisuda…! tetap berperestasi dan kreatif ya…. Ajarin
kakak masak dan kreatifitas lainnya. hehehe
Hadiahnya,
surat ar-Rohman aja ya dind.., Peace!
Eh,
satu lagi.
Tetap sabar ya sama kakak yang satu
ini, karena kadang manjanya enggak ketulungan dan ngerepotin dinda terus. Nah
Lho…, yang adek siapa yang kakak siapa coba ?! hahaha :D
Okk dah…,
barokalloh fiy umrik, Dinda… ^_^
M E R D E K A !!!
Jazmina Shofiya
08:21
احبّك في الله