"ketika komitmen terbengkalai begitu saja, harusku sadari bahwa kesetiaan telah ternodai dengan kebohongan yang mengerikan. jadi, genggamanku mulai mengendur. dan komitmen itu hanya semu belaka.

sesungguhnya...
aku ingin tak peduli seberapa sering kau berkeliaran menjadi arwah gentayangan di hidupku. namun waktu masih belum berpihak pada inginku.

bisa jadi banyak yang tak menyadari bahwa virus merah jambu tak melulu memberi nafas kebahagiaan, tapi jg membunuh secara perlahan.
ya,
virus merah jambu mungkin memberi kebahagiaan bagi dua sejoli yg tengah kasmaran, tp siapa yg tahu bahwa disana, pada seseorang di sudut ruang itu; virus merah jambu membunuhnya perlahan-lahan.
Dan...

tentang patah hati ini selalu saja ruet. berkelindan mengepungku sewaktu-waktu. ia berkongsi dengan kenangan, lantas menyerangku tanpa ampun.
ditambah lagi lukisan-lukisan dua sejoli kasmaran merambati hari dimana-mana. seolah mengejekku. mencibirku.
Hei,
aku tidak kalah! aku selalu punya cinta. kau harus tahu itu.

kekecewaan memang menindihku. menyesakkan. tapi, dialah yang memberiku retina untuk melihat cahaya kembali.
walau sesak di dada itu tak henti, Tuhan tak pernah kehabisan udara untukku hirup setiap saat. "




Entahlah.Random. 
Jazmina Shofiya, 28 Februari 2016 

serpihan serpihan melati dalam pena . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates