By: Jazmina Shofiya

Seperti biasa
Teras itu tak pernah kosong
Betapapun kuatnya hawa fajar  mengelus-elus rambutnya
dan mengoyak pori-pori kulitnya

secangkir kopi hangat
dengan kepulan asap  yang menyebar  lebih membuatnya terlena
aromanya selalu khas kopi, tentu saja.
bagaimana tidak,
ia tahu persis itu kopi.

            Bukan.
            Dia bukan penikmat berbagai jenis kopi
            Dia juga tak tau menau apa itu barista
            Dia hanya tua penunggu teras kala fajar

Tepekur menekuri langit
Menjaring galaksi satu persatu
Lalu disimpannya pada saku tepat di bilik hatinya
Tepekur menjelajah bumi
Menyapu tanah kotor dan bau
Sesekali ia menyeruput ...
Semesta jadi bersemi
Juga panas
Juga gugur
Juga bersalju

            Hhhh....h 
            Dia menghela.
            Setidaknya, kopi tetap bisa dinikmatinya
            Pada kotor dan bau teras tempat ia bersantai
            Setidaknya, kopi terasa lebih bernurani
            Jujur,  apa adanya pada hitam dan pahit
            Dari
seliweran manusia
yang akan ia jumpai selepas fajar
           
           

#Puisi
#IbadahPuisiSeninKamis
#PenulisAkarRumput
#KelompokCintaBacaMataram

serpihan serpihan melati dalam pena . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates