Kakek Tua Kala Fajar
By: Jazmina Shofiya
Seperti biasa
Teras itu tak pernah kosong
Betapapun kuatnya hawa fajar
mengelus-elus rambutnya
dan mengoyak pori-pori kulitnya
secangkir kopi hangat
dengan kepulan asap yang
menyebar lebih membuatnya terlena
aromanya selalu khas kopi, tentu saja.
bagaimana tidak,
ia tahu persis itu kopi.
Bukan.
Dia bukan penikmat
berbagai jenis kopi
Dia juga tak tau
menau apa itu barista
Dia hanya tua
penunggu teras kala fajar
Tepekur menekuri langit
Menjaring galaksi satu persatu
Lalu disimpannya pada saku tepat di bilik hatinya
Tepekur menjelajah bumi
Menyapu tanah kotor dan bau
Sesekali ia menyeruput ...
Semesta jadi bersemi
Juga panas
Juga gugur
Juga bersalju
Hhhh....h
Dia menghela.
Setidaknya, kopi
tetap bisa dinikmatinya
Pada kotor dan bau
teras tempat ia bersantai
Setidaknya, kopi
terasa lebih bernurani
Jujur, apa adanya pada hitam dan pahit
Dari
seliweran manusia
yang akan ia jumpai selepas fajar
#IbadahPuisiSeninKamis
#PenulisAkarRumput
#KelompokCintaBacaMataram