Seringkali kamu kujelma menjadi deretan huruf,
yang tak pernah habis kukatakan pada aksara.

sebab,
pita suaraku lenyap jika kamu tampak di binarku.

ku bilang,
aku tak pernah bosan menafsirimu menjadi kata-kata langit
meski parau suaraku dan terbata kalimatku.
kamu, puisiku...
yang hanya bisa dirasa hati.

Indahmu bukan saja menyentuh permukaan
namun, seluruh... ,
kamu bahkan mengendap pada titik biru di relung hati. 



📝Jazmina Shofiya

serpihan serpihan melati dalam pena . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates